PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Air
adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan
es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia. Di banyak tempat di
dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air
juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur
sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004
tentang Sumber Daya Air.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas maka timbul rumusan masalah sebagai berikut:
1.Bagaimana standar kualitas air murni?
2.Bagaimana proses pengolahan air bersih?
3.Teknik-teknik apa yang digunakan dalam proses penjernihan air?
1.Bagaimana standar kualitas air murni?
2.Bagaimana proses pengolahan air bersih?
3.Teknik-teknik apa yang digunakan dalam proses penjernihan air?
C.TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk mengetahui standar kualitas air murni.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan air bersih
3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam proses penjernihan air.
1. Untuk mengetahui standar kualitas air murni.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan air bersih
3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam proses penjernihan air.
D.MANFAAT
PENELITIAN
Supaya kita dapat mengetahui standar kualitas air murni,menegetahui
bagaimana proses pengolahan air bersih,dan dapat mengetahui tehnki-tehmik
penyaringan air secara sederhana supaya air yang kotor atau keruh tersebut
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
KAJIAN TEORI
A.STANDAR
KUALITAS AIR MURNI
Dalam pengolahan air limbah industri
dikenal 3 parameter utama yaitu: (1) Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved
Oxygen (DO), (2) Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand
(BOD) dan (3) Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
1.Oksigen terlarut (OT) atau Dissolyed Oxygen (DO)
1.Oksigen terlarut (OT) atau Dissolyed Oxygen (DO)
Oksigen
merupakan parameter yang sangat penting dalam air.Sebagian besar makhluk hidup
dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman
maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan
makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang
terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri.
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air , untuk pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati,
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air , untuk pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati,
Maupun
oksigen dari udara .
Bahan
organik tersebut oleh mikroorganisme akan duraikan menadi karbon dioksida (CO2)
dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air untuk proses
fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.
Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk dari udara maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air . Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk dari udara maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air . Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
2.BOD dan COD
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (KOB) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air.
Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang menujukkan jumlah atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi atau menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen. Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam air disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalu dikaitkan dengan kadar bahan organik dalam air.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.
BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu 20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya dengan BOD adalah COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan oleh mikroorganisme secara cepat. Bahan organik dalam air bersifat:
a)Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari
b)Bahan organik yang tidak teruraikan oleh bakteri dalam waktu lima hari
c)Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi
Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh karena itu hasil uji COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD.
Dari segi kualitas air minum harus memenuhi :
1.Syarat fisik seperti
:
a)Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau
b)Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC
c)Harus jernih
2. Syarat kimia : air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.
B.Pengolahan Air Bersih
a)Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau
b)Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC
c)Harus jernih
2. Syarat kimia : air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.
B.Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan kemungkinan juga mengandung zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal, sehingga lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka selain tawas digunakan karbon akiif. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporlt berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan keasaman yanq terjadi karena penggunaan tawas.
Sistem pengolahan air bersih dengan sumber air baku sungai, tanah dan air pegunungan, dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa prosses. Mengenai prosses yang perlu diterapkan tergantung dari kwalitas air baku tersebut. Proses yang diterapkan dalam system pengolahan air bersih antara lain:
1.Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2 kali dari kebutuhan.
2.Proses
oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadar logam berat
serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai.
3.Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan koagulan (hipoklorit/ PAC) dengan rumus kimia juga. Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate.
3.Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan koagulan (hipoklorit/ PAC) dengan rumus kimia juga. Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate.
4.Proses
filtrasi (karbon aktif), proses ini bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilakan tidak mengandung bakteri
(steril) dan rasa serta aroma air.
5.Proses
terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri
lainnya yang bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses ini menggunakan
proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.
1. Tujuan Penjernihan Air
Proses Penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air seperti :
a. Menghilangkan gas-gas terlarut
b. Menghilangkan rasa yang tidak enak
c. Membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya
d. Mengelolah agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan industri
e. Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan korosif pada pipa atau saluran air lainnya.
2.Teknik-Teknik
Penjernihan Air
Ada
berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah adalah dengan penyaringan dan pengendapan.
a. Tekhnik Penyaringan
Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air :
a. Tekhnik Penyaringan
Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air :
1.Saringan Kain Katun
Pembuatan
saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang
paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang
bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil
yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan
kain yang digunakan.
2.Saringan Kapas
Teknik
saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.
Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga
dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air
keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang
digunakan.Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon
dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari
air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut
dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan
membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses
sedimentasi tau filtrasi.
4.Saringan Pasir Lambat
5.Saringan Pasir Cepat
Saringan
pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir
pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air
terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke
atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.
6.Gravity-Fed Filtering
System
Gravity-Fed
Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan
Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air
disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut
dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat.
Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang
dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil
penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi
Saringan Pasir Lambat.
7.Saringan arang
Saringan arang dapat dikatakan
sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan
arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air
baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa.
Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya
dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di
bawah ini.
Saringan
air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan
saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir,
kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang
berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel
saringan air sederhana
9.Saringan Cadas
Saringan cadas atau jempeng ini
mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari
batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali.
Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali
ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan
air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih
lagi SPC.
10.Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk
keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen
filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang
berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,
kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk
dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang
terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor.
Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter
keramik tersebut pada air yang mengalir.
1) Biji kelor
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air minum dan air bersih.
2) Tawas
Berfungsi
untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan berkisar
selama 12 jam. Fungsi tawas hanya untuk pengendapan, tidak berfungsi untuk
membunuh kuman dan menaikkan pH dalam air.
3) Kaporit
3) Kaporit
Berfungsi
untuk membunuh bakteri, kuman dan virus dalam air. Dan juga menaikkan pH dalam
air. Membutuhkan proses yang lama untuk mengendap.
4.Kapur Gamping
Berfungsi
untuk pengendapan namun membutuhkan waktu hingga 24 jam. Juga berfungsi untuk
menaikkan pH air tetepi tidak berfungsi untuk membunuh kuman, virus dan
bakteri.
5.Arang dan batok
kelapa
Berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air dan juga menjernihkan
Berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air dan juga menjernihkan
PENELITIAN
Dalam
Bab ini,kami akan menggunakan cara penyaringan air sederhana,beriit alat bahan
dan langka-langkahnya:
ALAT DAN PENELITIAN
1.Botol
air mineral bekas 6.serbuk arang
2.Kerikil
keras 7.Kapas
3.Kerikil
halus 8.Gelas
4.Pasir
kasar 9.Air
keruh
5.Pasir
halus 10.Bambu
CARA KERJA
1.Susunlah
alat dan bahan seperti pada gambar dibawah
2.Tuangkan
air keruh kedalam botol
3.Amatilah
kondisi air tersebut
4.Tampunglah
air hasil penyaringan pada gelas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
PENELITIAN
|
HASIL
|
Penelitian ke 1
|
Air masih
berwarna keruh
|
Penelitian ke 2
|
Warna air
terlihat mulai bening/bersih
|
Penelitian ke 3
|
Warna air
menjadi bening dan terlihat bersih
|
PEMBAHASAN
Supaya kita
mendapatkan air yang benar-benar bersih, kita tidak cukup hanya sekali
melakukan penyaringan 1x saja, tetapi hingga 3x atau lebih.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN :
1.
Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid yaitu adsorps dan koagulasi.
2. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif.
3. Cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan dan pengendapan koloidal yang terdapat dalam air yang berupa Saringan Kain Katun, Saringan Kapas, Aerasi, Saringan Pasir Lambat (SPL), Saringan Pasir Cepat (SPC), Gravity-Fed Filtering System, Saringan Arang, Saringan air sederhana / tradisional, Saringan Keramik, Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu dan pengendapan dengan biji kelor, tawas, kaporit, kapur gamping, arang batok kelapa.
SARAN
2. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif.
3. Cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan dan pengendapan koloidal yang terdapat dalam air yang berupa Saringan Kain Katun, Saringan Kapas, Aerasi, Saringan Pasir Lambat (SPL), Saringan Pasir Cepat (SPC), Gravity-Fed Filtering System, Saringan Arang, Saringan air sederhana / tradisional, Saringan Keramik, Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu dan pengendapan dengan biji kelor, tawas, kaporit, kapur gamping, arang batok kelapa.
SARAN
Apabila
kita menggunakan langkah penyaringan air sederhana,maka kita setidaknya
melakukan penyaringan hingga 3x atau lebih,supaya kita mendapatkan hasil yang
benar-benar jernih.
Petunjuk Praktikum dan Lembar Kegiatan
Biologi Kelas VII
- Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: penerbit ANDI
- Anonim, 2010. Air Bersih Bebas Bakteri dan Kuman. http://www.mediaindo.co.id/. Di akses tanggal 15 april 2010.
- Anonim, 2010. Berbagai Tekhnik Penyaringan.http://aimyaya.com/id/teknologi-tepat-guna/kumpulan-teknik-penyaringan-air/. Diakses tanggal 15 April 2010.
- Anonim,2010.TekhnikPenjernihan Air dengan Biji Kelor. http://www.smallcrab.com/jengkol/610-penjernihan-air-dengan-biji-kelor-moringa-oleifera. Diakses tanggal 10 April 2010
- Anonim. 2009. Kumpulan Teknik Penyaringan Air. http://www.airnyaya.co.id/