BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Menyimak adalah suatu
proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan
menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya
simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau
pengetahuan yang disimaknya.
Hakikat
menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono
(2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan
bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan
sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang
didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi
dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan
lagi.
Pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib bagi peserta didik
yang berdomisili di negara Indonesia, selain itu Bahasa Indonesia juga masuk
dalam salah satu mata pelajaran yang diujikan di ujian nasional, salah satu
materi yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah apresiasi puisi,
namun masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami puisi.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apa kendala
peserta didik dalam menyimak materi apresiasi puisi?
2.
Bagaimana
solusi dalam menghadapi kendala menyimak apresiasi puisi
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Untuk memenuhi
tugas riset mata kuliah menyimak
2.
Untuk
mengetahui kendala dalam proses menyimak apresiasi puisi
3.
Untuk
mengetahui bagaimana solusi dalam kendala menyimak apresiasi puisi
1.4 Manfaat Penelitian
Dari
penelitian ini maka manfaatnya adalah :
1. Peneliti :
1.
Dapat
mengetahui kendala dalam menyimak puisi
2.
Dapat
mengetahui solusi dalam kendala menyimak puisi
2. Guru :
3.
Mencari solusi
agar peserta didiknya bisa mudah dalam menyimak ataupun memahami isi puisi
3. Siswa :
4.
Mendapatkan
solusi dalam kendala menyimak puisi
5.
Proses menyimak
puisi menjadi lebih baik
BAB II
KAJIAN TEORI
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun,
kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian.
Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari
luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak
adalah proses mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan
bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya
mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening
comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menurut Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah mendengar atau
memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan
proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-
lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi
yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu.
Jika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang
lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini
berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi
lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan,
keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi,
memahami makna komunikasi.
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai
berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang
disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian di atas,
maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta
memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta
menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena
melibatkan berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak
mendengar bunyi berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba
memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus menerima respons.
Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya
integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan dan
pengalaman penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang dikehendaki pembicara dan
bisa pula tidak sama.
Puisi bukanlah sesuatu yang baru bagi kita semua. Namun, bukan rahasia
lagi bahwa bagi sebagian siswa – seperti yang dialami penulis – baru mendengar kata ’puisi’ langsung terbayang
sesuatu yang sulit, sesuatu yang tidak terjangkau. Mereka sepertinya ingin
sedapat mungkin menghindar, atau tidak usah bertemu dengan yang namanya
’puisi’. Hal ini bahkan tidak saja terjadi pada siswa, tetapi juga pada guru
bahasa Indonesia. Terlebih jika dikaitkan dengan kegiatan
apresiasi. Padahal, kegiatan apresiasi puisi tidak dapat dihindari dalam
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia karena memang ada dalam kurikulum
sekolah. Lalu apa yang harus diketahui dan dilakukan guru agar pengajaran
apresiasi puisi di sekolah dapat berjalan dengan baik sesuai harapan?
Apresiasi puisi pada dasarnya merupakan sikap jiwa pembaca terhadap puisi
yang dibaca. Apresiasi puisi menyiratkan suatu kualitas rohaniah menghadapi
objek yang disikapi, yakni puisi. Pembelajaran apresiasi puisi pada hakikatnya
merupakan pembelajaran menggali nilai yang terdapat dalam puisi tersebut. Hal
yang termasuk kegiatan apresiasi puisi antara lain 1) Membaca puisi, 2)
Menganalisis puisi, 3) Membuat ulasan mengenai suatu puisi, 4) Menampilkan
puisi melalui deklamasi atau musikalisasi puisi, 5) Menulis puisi
Secara makna leksikal, apresiasi (appreciation) mengacu pada pengertian
pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan
yang memberikan penilaian (Hornby dalam Sayuti, 1985:2002). Sementara itu,
Effendi (1973: 18) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah menggauli cipta
sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan
pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Mengingat bahasa puisi yang bersifat sugestif, asosiatif, dan imajis
inilah, maka para ahli sastra mengatakan, bahwa hakikat puisi adalah citraan
(imaji); bagaimana puisi itu mengungkapkan banyak hal melalui bahasa yang
padat, lugas, dan bernas. Akibatnya, terbuka peluang yang begitu luas kepada
pembaca untuk menafsirkan sendiri puisi yang bersangkutan. dan semakin banyak
tafsiran, semakin tinggi nilai karya itu.
Sungguhpun ada kebebasan dan keleluasaan dalam mengapresiasikan sebuah
puisi, apresiator perlu juga membekali diri dengan pemahaman, bagaimana
apresiasi itu dilakukan. Tujuannya semata-mata agar hasil apresiasi itu
berlandaskan alasan yang logis, argumentatif, dan meyakinkan; juga agar
kekayaan makna puisi dapat diungkapkan lebih mendalam
Walaupun pandangan setiap orang tentang arti puisi itu berbeda-beda. Akan
tetapi puisi yang di sajikan harus mempunyai makna dan tujuan tertentu
tergantung penyair membuatnya. Sehingga puisi tersebut bisa dinikmati oleh
pembaca. Puisi mempunyai unsur fisik, yaitu :
1.
Diksi
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang
sedikit kata-kata tapi dapat mengungkapkan banyak hal. Penyair harus memilih
kata-kata yang cermat
1.
Pengimajinasian
Imajinasi sangatlah di Perlukan untuk membuat
puisi dan mempermudah penyair untuk menyampaikan pengalaman batin yang di alami
2.
Konkrit
Untuk dapat membagun daya imajinasi pembaca.
Kata-kata dalam puisi harus di perkonkrit. Artinya kata-kata itu dapat mengarah
pada arti secara keseluruhan dengan menggunakan bahasa kias dan lambang
3.
Majas
adalah cara yang di gunakan
oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imagi dengan menggunakan gaya
bahasa,gaya perbandingan,gaya kiasan,gaya pelambang sehingga semakin jelas
makna atau lukisan yang dihendaki penyair lewat puisinya.
4.
Rima
Puisi yang tersusun oleh kata-kata sehingga
menjadi kalimat bermakna tidak terlepas oleh permainan bunyi yang di ciptakan
penyairnya untuk memberikan efek tertentu.
Tujuan yang
harus dicapai dalam pengajaran apresiasi puisi adalah:
1) Siswa memperoleh kesadaran yang lebih baik
terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan kehidupan di sekitarnya,
2) Siswa memperoleh kesenangan dari membaca dan
mempelajari puisi,
3) Siswa memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar
tentang puisi.
BAB III
Metodologi Penelitian
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam riset menyimak puisi adalah dengan
mewawancarai seorang guru yang mengampu pelajaran Bahasa Indonesia salah
satu Sekolah Menegah Pertama di Malang, beliau bernama Ibu Lestari. Kemudian dengan mewawancarai dua siswa siswi
Sekolah Menengah Pertama yang pertama bernama Iin Indriyana, kemudian yang
kedua bernama Ratna Putri H.S. keduanya berasal dari sekolah yang berbeda.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Kendala Peserta Didik dalam Menyimak Apresiasi Puisi
Didalam menyimak puisi mengutamakan
pemikiran-pemikiran dan perenungan-perenungan yang imajinatif untuk dapat
memahami puisi tersebut, karena dalam puisi biasanya mengungkapkan suatu dunia
kehidupan dengan medium bahasa yang memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai
dengan norma-norma esteis puisi
Didalam menyimak puisi pada saat ini peserta
didik banyak mengalami kesulitan, terutama dalam diksi, gaya bahasa dan majas
yang digunakan dalam puisi tersebut karena pada beberapa puisi diksi yang
digunakan oleh penyair beberapa masih menggunakan bahasa Melayu atau bahasa
yang dirasa indah oleh penyairnya yang belum tentu diketahui maksud atau
maknanya oleh peserta didik, kemudian gaya bahasa yang digunakan setiap
penyairpun berbeda-beda dan setiap penyair juga memiliki karakteristik yang
tidak sama sehingga peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menyimak puisi
tersebut, juga majas-majas yang digunakan dalam puisi yang dirasa semakin
menyulitkan pemahaman dalam menyimak puisi karena harus berfikir lagi apa
maksud dari majas yang terdapat pada puisi tersebut.
4.2 Solusi dalam Menghadapi Kendala Menyimak Apresiasi Puisi
Didalam meghadapi kendala kesulitan menyimak
apresiasi puisi pendidik harus menerangkan setiap arti dari diksi dan gaya
bahasa yang digunakan oleh pengarang pada puisi yang diciptakannya tersebutyang
dirasa sulit oleh peserta didik didalam mengartikannya, selain itu pendidik juga
memberikan materi tentang majas-majas, karena banyak pengarang yang menggunakan
majas-majas untuk memperindah gaya bahasa puisinya, dengan menjelaskan makna
dari diksi,gaya bahasa dan pemberian materi tentang majas, maka peserta didik
menjadi mudah didalam menyimak apresiasi puisi sehingga lebih mudah menangkap
apa maksud yang ditujukan penyair didalam puisinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas menjelaskan bahwa kendala
didalam menyimak puisi adalah peserta didik kurang paham dengan diksi,gaya
bahasa dan majas yang digunakan penyair didalam karya puisinya, sehingga guru
atau pendidik harus menerangkan setiap arti dari diksi, gaya bahasa yang dirasa
sulit oleh peserta didiknya dan memberikan materi tentang majas supaya peserta
didik lebih mudah memahami apa makna yang terkandung didalam karya puisi
tersebut.
5.2 Saran
Terlaksananya proses
menyimak yang baik adalah ketika penyimak memahami tentang apa yang disimaknya,
sehingga jika kita menemukan kendala didalam proses menyimak kita harus segera
mencari cara agar nantinya kita dapat melakukan menyimak dengan baik, apalagi
didalam menyimak puisi, karena puisi adalah salah satu karya sastra yang
terkadang didalam isinya menggunakan majas, diksi, dan gaya bahasa yang berbelit-belit
sehingga menyulitkan bagi para penyimak untuk memahaminya.
Bagi pendidik untuk selalu memberi pengarahan,
penjelasan tentang diksi dan materi-materi tentang majas untuk peserta didiknya
agar peserta didik lebih dapat memahami puisi.
Daftar
Pustaka
LAMPIRAN
Pertanyaan wawancara
Untuk Guru :
1.
Apa materi yang menurut peserta didik susah didalam
menyimak pelajaran bahasa Indonesia ?
2.
Bagaimana solusi didalam mengatasi
kendala menyimak tersebut?
Untuk peserta didik :
1.
Apa yang membuatmu kesusahan didalam
menyimak puisi ?