BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sejarah
perjalanan pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah menjadi stigma negative
dalam masyarakat karena seringnya berubah tetapi kualitasnya masih tetap
diragukan. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang
dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang
oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan
mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta
kejernihan arah serta tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan suatu kurikulum
tidak terlepas dari arah perkembangan suatu masyarakat. Perkembangan kurikulum
di Indonesia pada zaman pasca kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan zaman serta terus akan mengalami penyempurnaan
dalam segi muatan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
Perubahan kurikulum
dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu), tetapi dapat pula bersifat
keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Pembaharuan dikatakan
bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada
tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan
kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
dan 2004, 2006 dan tak ketinggalan juga kurikulum terbaru yang akan diterapkan
di tahun ajaran 2013/2014. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 ini,
pemerintah melakukan uji publik untuk menentukan kelayakan kurikulum ini di
mata publik. Kemudian pada akhirnya di tahun 2013 akan mulai diberlakukan
kurikulum ini secara bertahap. (Risky : 2014)
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagimana perubahan KTSP 2006 ke
kurikulum 2013 ?
2.
Bagaimana respon pendidik dan peserta
didik terhadap kurikulum 2013 ?
3.
Bagaimana keefektifan kurikulum 2013
dibanding KTSP 2006?
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui penyebab perubahan KTSP
2006 ke kurikulum 2013
2.
Untuk mengetahui respon pendidik dan
peserta didik terhadap kurikulum 2013
3.
Untuk mengetahui keefektifan kurikulum
2013 dibandingkan dengan KTSP 2006
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat
mengetahui penyebab diperbaruinya kurikulum dari KTSP 2006 ke Kurikulum 2013
2. Dapat
mengetahui respon pendidik dan peserta didik terhadap kurikulum 2013
3. Dapat
mengetahui keefektifan kurikulum 2013 dibandingkan dengan KTSP 2006
1.5
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Secara etimologis,
kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu pelari, dan curere
yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish.
Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan
pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang
harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian
kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
1.
Kerr, J. F (1968)
Kurikulum
adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu
ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2.
Inlow (1966)
Kurikulum
adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid
memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
3.
Neagley dan Evans (1967)
Kurikulum
adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
4.
Beauchamp (1968)
Kurikulum
adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada
peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Good V. Carter (1973)
Kurikulum
adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
6.
UU No. 20 Tahun 2003
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 adalah
kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam
pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih
baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.
Kurikulum 3013 lebih
menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya,
pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program
studi.
Asumsi dari kurikulum
2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di
desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Merangsang pendidikan
siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga
harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan
calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Sikap dan perilaku
(moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek 60%). Apabila
salah seorang siswa melakukan sikap buruk, maka dianggap seluruh nilainya
kurang.
Ada tiga aspek penilaian dalam K-13:
1) Pengetahuan,
2) Keterampilan/keberanian,
dan
3) Sikap.
Mata
Pelajaran Sekolah Tingkat Dasar
1. Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Matematika
4. Bahasa
Indonesia
5. Ilmu
Pengetahuan Alam
6. Ilmu
Pengetahuan Sosial
7. Seni
Budaya dan Prakarya (Termasuk Muatan lokal)
8. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan (Termasuk Muatan lokal)
9. Bahasa
Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
10. Semua
mata pelajaran di Sekolah Dasar disajikan secara terpadu integratif.
Mata
Pelajaran Sekolah Tingkat Menengah Pertama
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3.
Matematika
4.
Bahasa Indonesia
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
7.
Bahasa Inggris
Kelompok B (Tambahan)
1.
Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
2.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
3.
Prakarya
(Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
4.
Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan
sekolah masing-masing)
5.
Bahasa Asing
Mata
Pelajaran Sekolah Tingkat Menengah Atas
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3.
Matematika
4.
Bahasa Indonesia
5.
Bahasa Inggris
6.
Sejarah Indonesia
Kelompok B (Tambahan)
1.
Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
2.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
3.
Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
Kelompok C (Peminatan)
1.
Matematika dan Ilmu Alam (MIA)
2.
Ilmu-Ilmu Sosial (IIS)
3.
Bahasa dan Budaya (BABU)
Kelompok D (Lintas Minat/Pendalaman
Minat)
1.
Matematika Peminatan
2.
Fifika
3.
Biologi
4.
Kimia
5.
Sejarah Dunia
6.
Geografi
7.
Ekonomi
8.
Sosiologi
9.
Antropologi
10.
Bahasa Indonesia Peminatan
11.
Bahasa dan Sastra Inggris
12.
Bahasa Asing
13.
Antropologi
Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan
huruf dan angka dengan skala 1-4 dan bersifat kualitatif.
Angka
|
Huruf
|
1,00-1,33
|
D
|
1,34-1,66
|
C-
|
1,67-2,00
|
C
|
2,01-2,33
|
C+
|
2,34-2,66
|
B-
|
2,67-3,00
|
B
|
3,01-3,33
|
B+
|
3,34-3,66
|
A-
|
3,67-4,00
|
A
|
BAB
III
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini
kami menggunakan pendekatan deskriptif wawancara Kepada : Bapak Sukro
Wicaksono,S.Pd
Pukul
: 17.30 WIB
Tempat : Jalan Brigjen Selamet Riyadi
No.772 Gang 2 Rw.02 Rt.01,Kecamatan Klojen, Malang, Jawa Timur
3.1
KTSP 2006 diganti Kurikulum 2013
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dianggap memberatkan karena materi didalamnya lebih padat,
diadakan perubahan ke kurikulum 2013 diharapkan adanya suatu kebangkitan
didalam pendidikan sehingga pendidikan kedepannya akan jauh lebih baik.
Kurikulum 2013 kajiannya lebih mendalam, pendekatan Kurikulum 2013 lebih ke
pendekatan ilmiah,harus ada pengamatan, dari adanya pengamatan maka menimbulkan
suatu pertanyaan didalam fikiran peserta didik, sehingga peserta didik harus
mencari data,dan menganalisisnya agar bisa memecahkan jawaban tersebut. Kurikulum
2013 juga menjadikan peserta didik lebih sering tanya jawab terhadap rekannya
untuk saling bertukar fikiran.
3.2
Respon
Pendidik Dan Peserta Didik Terhadap Kurikulum 2013
3.2.1
Respon Pendidik
Para pendidik yang aktif merasa lebih tertantang dan pendidik harus
lebih aktif pula untuk mencari materi-materi karena untuk memberikan materi
yang lebih jelas dan lebih mendetail terhadap peserta didiknya.
3.2.2 Respon Peserta Didik
Peserta didik yang
berada di sekolah pinggiran lebih pasif karena mereka terkendala didalam
fasilitas penunjang pendidikan, juga mereka lebih susah ketika mengakses
internet, mencari buku-buku referensi untuk memperdalam materi mereka.
Sedangkan peserta didik
yang tinggal di wilayah kota jauh lebih aktif daripada kurikulum sebelumnya,
fasilitas penunjang pendidikannya juga memenuhi, mereka jauh lebih mudah dalam
mengakses internet dan mencari buku-buku referensi karena banyak toko-toko buku
di wilayah kota.
3.3 Keefektifan Kurukulum 2013 dibandingkan
dengan KTSP 2006
Keefektifan Kurikulum
2013 dibandingkan KTSP 2006 jauh lebih efektif, karena lebih menyeluruh, terarah,
dan membuat peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh dan
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran sehingga menjadikan peserta
didik nantinya memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh
lebih baik.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Diadakannya perubahan ke kurikulum 2013 karena diharapkan
adanya suatu kebangkitan suatu pendidikan, karena Kurikulum 2013 kajiannya
lebih mendalam.
Para pendidik yang
aktif merasa lebih tertantang dan
pendidik harus lebih aktif daripada kurikulum sebelumnya terutama didalam
mencari materi-materi pembelajaran untuk peserta didiknya
Respon peserta didik
terhadap kurikum 2013 yang berada di wilayah atau sekolah pinggiran lebih
pasif, karena terdapat kendala didalam fasilitas penunjang pendidikan,
sedangkan peserta didik yang berada di wilayah kota jauh lebih aktif karena
fasilitas penunjang pendidikannya terpenuhi
Kefektifan Kurikulum
2013 dibandingkan KTSP 2006 jauh lebih efektif, karena lebih menyeluruh,terarah,
dan membuat peserta didik mampu lebih baik dari kurikulum sebelumnya.
5.2
SARAN
Konsep Kurikulum 2013
jauh lebih efektif dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya namun untuk sekolah
yang berada diwilayah pinggiran masih mengalami kendala didalam pelaksanaannya,
sehingga pemerintah harus lebih memperhatikan sekolah yang berada di wilayah
pinggiran sehingga Kurikulum 2013 nantinya bisa berjalan efektif.
Sedangkan
bagi para pendidik diharapkan untuk lebih aktif dan kreatif daripada sebelumnya
dalam mencari materi pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
https://riskymark.wordpress.com/2014/05/13/makalah-kurikulum-2013/tanggal
akses 21 Desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar